BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemimpin
merupakan salah satu elemen terpenting yang tak akan pernah hilang dari
kehidupan sosial manusia. Pemimpin muncul dikarenakan adanya berbagai perbedaan
manusia yang bersifat heterogen, yang kemudian butuh disatukan atau
diselaraskan dan diarahkan agar perbedaan- perbedaan itu tidak menimbulkan
konflik. Seorang pemimpin ada, difungsikan untuk memimpin dan menyelesaikan
konflik tersebut. Dalam bidang pendidikan, seiring dengan upaya pembaruan yang
dilakukan, bentuk kepemimpinan dipandang penting untuk diformulasikan.
Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari kepengikutan
(followership), karena kepemimpinan menjadi tidak berarti jika tanpa adanya
peran serta pengikut.[1]
Tingginya rasa kepengikutan akan terpengaruh pada sejauh mana pemimpin
pendidikan sebagai seorang pemimpin, dan melibatkan semua personel pendidikan
dalam menjalankan program maupun keterlibatan dalam menyusun program akan
berpengaruh terhadap keikutsertaan personel pendidikan pada setiap program. Namun
perlu dipahami bahwasanya walaupun semua pemimpin memilki tujuan dasar yang
sama, mereka tetaplah individu yang berbeda. Maka tidak aneh jika setiap
pemimpin memiliki cara yang berbeda. Inilah yang sering kita kenal dengan
kepemimpinan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka dapat disimpulkan setiap
pemimpin memiliki gaya atau jenis kepemimpinan yang berbeda. Jika ada seribu
pemimpin maka akan ada pula seribu gaya kepemimpinan yang juga ikut terbentuk. Diantara
jenis kepemimpinan itu adalah kepemimpinan transaksional dan transformasional.
Dalam kesempatan ini Pemakalah akan menjelaskan
tentang kepemimpinan transformasional dan transaksional yang mencakup tentang
pengertian, model, hubungan serta perbedaan antara kepemimpinan
transformasional dan transaksional.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka muncul
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa pengertian kepemimpinan transformasional dan
transaksional?
2.
Bagaimanakah model kepemimpinan transformasional dan
transaksional?
3.
Adakah hubungan, perbedaan serta ciri- ciri antara kepemimpinan transformasional dan
transaksional?
C.
Tujuan Penulisan makalah
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah
ini adalah :
1.
Mampu menjelaskan pengertian kepemimpinan
transformasional dan transaksional.
2.
Mampu menjelaskan model kepemimpinan transformasional
dan transaksional.
3.
Mampu menjelaskan hubungan,
perbedaan serta ciri-
ciri antara
kepemimpinan transformasional dan transaksional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan Transformasional dan
Transaksional
1.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan
transformasional pertama kali digagas oleh Burns tahun 1978. Istilah transformasional berinduk dari kata to transform yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.[2]
Sebagai contoh adalah mentransformasikan visi menjadi realita, panas menjadi
energi, laten menjadi manifest dimana terjadi perubahan bentuk
atau action dari sebelumnya.
Kepemimpinan
transformasional adalah kemampuan seorang pemmpin dalam bekerja dengan melalui
orang lain untuk menstransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.[3]
Sumber daya ini melingkupi SDM, fasilitas,dana, dan factor- factor
eksternal keorganisasian. Kepemmpinan
transformasional menggiring SDM yang dipimpin kearah tumbuhnya sensitivitas
pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama,
pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun kultur organisasi yang
menjadi keharusan dalam skema restrukturasi sebuah lembaga.
Menurut Bass sebagaimana yang dikutip oleh
Sudarwan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang
mengutamakan pemberian kesempatan atau mendorong semua unsure yang ada di
lingkup sekolah untuk bkerja atas dasar system nilai yang luhur, sehingga semua
unsur yang ada di sekolah (guru, staf, pengajar, orang tua dan masyarakat)
bersedia tanpa paksaan berpartisipasi secara optimal dalam rangka mencapai
tujuan sekolah.[4]
Menurut Salder sebagaimana
yang dikutip oleh Wuradji menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional
adalah suatu proses kepemimpinan dimana pemimpin mengembangkan komitmen pengikutnya
dengan berbagi nilai- nilai dan berbagi visi organisasi.[5]
Transformasional merupakan perubahan yang besar dan menyeluruh, bukan sekedar
perubahan secara alami (change), akan tetapi seorang pemimpin harus memiliki ambisi
besar untuk melakukan perubahan- perubahan yang diperlukan dalam sebuah
organisasi, agar diperoleh tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Dengan demikian pemimpin transformasioal harus visioner dan
futuristik yaitu pemimpin yang memiliki pandangan jauh ke depan.
Kepemimpinan
transformasional adalah suatu proses, yaitu pemimpin dan pengikutnya saling
merangsang diri satu sama lain untuk penciptaan level yang tinggi dari
moralitas dan motivasi yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi mereka. Gaya
kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut (followers) dengan memunculkan ide- ide
produktif, hubungan yang sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian
edukasional, cita- cita bersama dan nilai- nilai moral (moral values).[6]
Kepemimpinan ini merupakan jenis kepemimpinan yang menekankan pentingnya sistem
nilai untuk meningkatkan kesadaran pengikut serta mampu mengerakkan pengikut
untuk terlibat aktif dalam proses perubahan.[7]
Oleh karena itu, pemimpin transformasional biasanya memiliki kepribadian yang
kuat sehingga mampu membangun ikatan emosional pengikut untuk mewujudkan tujuan
ideal institusi.
2.
Kepemimpinan
Transaksional
Kepemimpinan
transaksional pertama kali digagas oleh Downton tahun 1973. Menurut Bass
sebagaimana yang dikutip oleh Danim, kepemimpinan transaksional adalah
kepemimpinan yang memelihara atau melanjutkan status quo.[8]
Kepemimpinan transaksional menggunakan pendekatan transaksi untuk disepakati
bersama antar pemimpin dengan karyawan.[9] Di
sini pemimpin mengambil inisiatif untuk menawarkan beberapa bentuk pemuasan
kebutuhan karyawan seperti upah, promosi, pengakuan, dan perbaikan kondisi
kerja. Jika karyawan menerima tawaran tersebut, mereka harus bekerja keras
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Pemimpin menindaklanjuti dengan
merumuskan dan mendeskripsikan tugas- tugas dengan jelas dan operasional,
menjelaskan target yang harus dicapai, menawarkan berbagai bentuk imbalan yang
dapat memotivasi karyawan untuk bekerja keras.
kepemimpinan
transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan
perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang
melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan
mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja dan penghargaan.[10]
Dari
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan atau akibat terhadap setiap kontribusi
yang diberikan oleh anggota kepada organisasi.
B. Model
kepemimpinan transformasional dan transaksional
1. Model
kepemimpinan transformasional
Keterangan :
Didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri,
tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai
dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia,
kinerja, dan pertumbuhan sebagai sisi yang saling berpengaruh. Pada kepemimpinan ini,
para pemimpin dan pengikut
saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.
2. Model
kepemimpinan Transaksional
Keterangan :
Bawahan berupaya
menghindari pekerjaan apabila ada kesempatan sehingga apabila dibiarkan mereka
akan merasa senang dengan tanpa pekerjaan/tanggungjawab.
Pemimpin harus mengontrol,
mengarahkan, dan jika perlu memberikan ancaman agar bawahan produktif.
Bawahan cenderung lebih
senang diarahkan menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan
masalahnya dari pada harus memikul sendiri
tanggungjawab atas segala
tindakan dan keputusan yang diambil. Bawahan tidak cocok diserahi tanggungjawab merancang
pekerjaan secara inisiatif.[11]
C. Hubungan,
perbedaan serta ciri-ciri kepemimpinan transformasional dan transaksional
1. Ciri-
ciri kepemimpinan transformasional[12]
a. Memiliki
keberanian untuk melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas yang lebih
tinggi.
b. Mampu
membangkitkan semangat dan motivasi pengikutnya untuk bekerja keras.
c. Mampu
mengembangkan semangat kebersamaan, disiplin dan motivasi untuk maju.
d. Mampu
membangun kesadaran berorganisasi pada para pengikutnya, dengan jalan
mengembangkan rasa memiliki organisasi (sense
of belonging), dan rasa bertanggung jawab (sense of responsibility) serta membangun kemauan untuk meraih
prestasi yang setinggi- tingginya.
e. Mampu
memberikan perlindungan (mengayomi) dan menciptakan rasa aman dikalangan
pengikutnya.
f. Menggunakan
kemampuan intelektualnya secara cerdas dalam proses pengambilan keputusan.
g. Mampu
menampung dan menangkap semua aspirasi dan kepentingan pengikutnya.
h. Memperjuangkan
kebutuhan pengikutnya.
i.
Memberikan
pengarahan yang selalu diterima dan dipatuhi dengan ikhlas, sehingga
pengikutnya memiliki rasa wajib untuk mentaati semua perintah dan arahannya.
j.
Berusaha membawa
pengikutnya ke arah suatu idealisme, tidak hanya sekedar asal jalan, dan dapat
meyakinkan pengikutnya bahwa apa yang dicita- citakannya (idealisme) tersebut
pasti akan tercapai.
k. Pemimpin
menempatkan diri sebagai agen perubahan (change
agents).
Sedangkan
menurut Luthans sebagaimana yang dikutip oleh Danim ada ciri- ciri kepemimpinan transformasional adalah sebagai
berikut[13] :
a. Mengidentifikasi
dirinya sebagai agen perubahan
b. Memiliki
sifat pemberani
c. Mempercayai
orang lain
d. Bertindak
atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu)
e. Meningkatkan
kemampuannya secara terus- menerus
f. Memiliki
kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas dan tidak menentu
g. Memiliki
visi ke depan
Sedangkan
menurut Yukl sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono, ciri- cirinya sebagai
berikut[14] :
a. Mampu
mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan
b. Mendorong
pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan tim atau organisasi, mendorong untuk mencapai
kebutuhan yang lebih tinggi.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat Penulis
simpulkan bahwa kepemimpinan transformasional akan
memberikan pengaruh positif pada hubungan antara atasan dan bawahan. Dengan
konsep kepemimpinan transformasional, bawahan akan merasa percaya, kagum,
bangga, loyal, dan hormat kepada atasannya serta termotivasi untuk mengerjakan
pekerjaan dengan hasil yang melebihi target yang telah ditentukan bersama. Tipe
kepemimpinan ini mendorong para pengikutnya (individu-individu dalam satu
organisasi) untuk menghabiskan upaya ekstra dalam mencapai apa yang dianggap
mungkin untuk bisa dicapai.
2. Ciri-
ciri kepemimpinan transaksional[15]
a. Kepemimpinan
yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan
b. Lebih
difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam
aspek- aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik
c. Tidak
mengembangkan pola hubungan laisser fair (membiarkan personal menentukan
sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan dengan keadaan personel yang perlu
pembinaan, pola ini dapat menyebabkan mereka menjadi pemalas dan tidak jelas
apa yang dikerjakannya
d. Dalam
kontrak kerja disepakati bersama reward dan punishment
Dari pernyataan di atas
dapat Penulis simpulkan bahwa segala aktifitas pekerjaan yang dilakukan bawahan
harus memiliki harga atau mendapatkan imbalan. Namun hal tersebut justru
menjadi kelemahan tipe kepemimpinan transaksional karena komitmen bawahan
terhadap organisasi biasanya berjangka pendek. Aktivitas pekerjaan bawahan
hanya terfokus pada negosiasi upah serta mengabaikan pemecahan masalah atau
visi bersama. Komitmen bawahan terhadap organisasi akan tergantung pada sejauh
mana kemampuan organisasi dalam memenuhi keinginan bawahan.
3. Perbedaan
kepemimpinan transformasional dengan transaksional
Menurut
Bass dan Avilio sebagaimana yang dikutip oleh Danim, berikut adalah perbedaannya
:
1. Kepemimpinan
transformasional
a. Atribut-
atribut pengaruh ideal
Merupakan
proses pemimpin yang mempengaruhi bawahan dengan menimbulkan emosi-emosi yang
kuat, Kharisma atau pengaruh yang ideal berkaitan dengan reaksi bawahan
terhadap pemimpin. Pemimpin di identifikasikan dengan dijadikan sebagai panutan
oleh bawahan, dipercaya, dihormati dan mempunyai misi dan visi yang jelas
menurut persepsi bawahan dapat diwujudkan. Pemimpin mendapatkan standard yang
tinggi dan sasaran yang menantang bagi bawahan.
kharisma dan pengaruh yang ideal
dari pemimpin menunjukkan adanya pendirian, menekankan kebanggan dan
kepercayaan, menempatkan isu-isu yang sulit, menunjukkan nilai yang paling
penting dalam visi dan misi yang kuat, menekankan pentingnya tujuan, komitmen
dan konsekuen etika dari keputusan serta memiliki sence of mission. Dengan
demikian pemimpin akan diteladani, membangkitkan kebanggaan, loyalitas, hormat,
antusiasme, dan kepercayaan bawahan. Selain itu pemimpin akan membuat
bawahan mempunyai kepercayaan diri.
b. Stimulasi
Intelektual
Mengenalkan cara pemecahan masalah
secara cerdik dan cermat, rasional dan hati-hati sehingga anggota mampu
berpikir tentang masalah dengan cara baru dan menghasilkan pemecahan yang
kreatif. Rangsangan intelektual berarti menghargai kecerdasan, mengembangkan
rasionalitas dan pengambilan keputusan secara hati-hati. Pemimpin mendorong
bawahan untuk lebih kreatif, menghilangkan keengganan bawahan untuk
mengeluarkan ide-idenya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada menggunakan
pendekatan-pendekatan baru yang lebih, menggunakan intelegasi dan alasan-alasan
yang rasional dari pada hanya didasarkan pada opini-opini atau
perkiraan-perkiraan semata.
c. Motivasi
inspirasional
Pemimpin yang inspirasional adalah
seorang pemimpin yang bertindak dengan cara memotivasi dan menginspirasi
bawahan yang berarti mampu mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi dari
bawahannya.
Pemimpin mempunyai visi yang menarik
untuk masa depan, menetapkan standar yang tinggi bagi para bawahan, optimis dan
antusiasme, memberikan dorongan dan arti terhadap apa yang perlu dilakukan.
d. Perhatian
Individual (Individualized consideration)
Perhatian secara individual
merupakan cara yang digunakan oleh pemimpin untuk memperoleh kekuasaan dengan
bertindak sebagai pembimbing, memberi perhatian secara individual dan dukungan
secara pribadi kepada bawahannya. Pemimpin mampu memperlakukan orang lain
sebagai individu, mempertimbangkan kebutuhan individual dan aspirasi-aspirasi,
mendengarkan, mendidik dan melatih bawahan. Sehingga pemimpin seperti ini
memberikan perhatian personal terhadap bawahannya.[16]
2. Kepemimpinan transaksional
a. Kontingensi ganjaran (contigence rewards)
Kepemimpinan ini merupakan perilaku yang menjelaskan harapan
bawahan dan imbalan yang didapat apabila bawahan mencapai tingkat kinerja yang
diharapkan. Imbalan kontingen yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku pemimpin
yang memberitahukan kepada anggota organisasi mengenai kegiatan yang harus
dilakukan jika ingin memperoleh imbalan tertentu, selalu berbicara mengenai
rekomendasi dan promosi untuk setiap pekerjaan yang dilakukan bawahan dengan
baik, menjamin bahwa bawahan akan mendapatkan keinginannya sebagai pengganti usaha-usaha
yang telah dilakukan.
b. Manajemen dengan pengecualian aktif
(active management by axception)
Kepemimpinan ini merupakan perilaku yang memantau pelaksanaan
tugas dan masalah yang mungkin muncul serta melakukan tindakan perbaikan untuk
memelihara kinerja yang telah ada. Dalam hal ini, pemimpin menunjukkan adanya
aturan dan pengendalian agar bawahan terhindar dari kesalahan dan kegagalan
dalam melaksanakan tugas. Pemimpin juga selalu memantau gejala penyimpangan,
kesalahan anggota serta melakukan tindakan perbaikan atau menunjukkan sikap
korektif yang bersifat aktif pada permasalahan dan kinerja anggota.
c. Manajemen dengan pengecualian pasif (pasive management by axception)
Kepemimpinan ini merupakan perilaku yang tidak mengupayakan adanya
kepemimpinan (no leadership), bereaksi hanya setelah terjadi kesalahan
dan menghindari mengambil keputusan. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin
memberikan kebebasan penuh pada bawahan untuk bertindak, menyediakan materi
serta tidak mau berpartisipasi kecuali menjawab pertanyaan dan tidak membuat
evaluasi atau penilaian. Pemimpin cenderung membiarkan bawahan melakukan
pekerjaan dengan cara yang sama setiap waktu.[17]
Dari perbedaan kepemimpinan di atas, Penulis menyimpulkan
bahwasanya ada beberapa perbedaan yang esensial antara kedua jenis kepemimpinan
tersebut, perbedaan itu bukan atas dasar tujuan yang dikehendaki, melainkan
pada perilaku dimana yang satu mengedepankan ke arah transformasi sementara
yang lain lebih mengarah pada transaksi. Kepemimpinan transformasional berupaya
untuk menggiring SDM ke arah tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan
organisasi, pengembangan visi bersama sedangkan kepemimpinan transaksional
menuntut bawahannya untuk mengikuti arahan yang diberikan pemimpin.
4. Hubungan antara kepemimpinan
transformasional dengan transaksional
Apabila kepemimpinan transformasional
dan transaksional dikombinasikan akan melahirkan full range leadership model dimana kedua kepemimpinan tersebut saling
mengisi (mutually inclusive) sehingga
lebih kontinum atau bersifat kontingensi ketimbang dikotomis.[18]
Sedang menurut penulis sendiri hubungan kepemimpinan transformasional dengan
transaksional tersebut sangat signifikan dalam mencapai tujuan dimana
transformasional memberikan peran dalam mencapai tujuan dengan berpandangan
yang visioner dan adanya tingkat semangat yang tinggi dan didukung dengan
adanya reward yang diterapkan oleh kepemimpinan transaksional sehingga tujuan
yang di idealkan akan cepat terealisasi dengan mudah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang
pemmpin dalam bekerja dengan melalui orang lain untuk menstransformasikan
secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target
capaian yang telah ditetapkan.
kepemimpinan
transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan
perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang
melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan
mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja dan penghargaan.
hubungan kepemimpinan
transformasional dengan transaksional tersebut sangat signifikan dalam mencapai
tujuan dimana transformasional memberikan peran dalam mencapai tujuan dengan
berpandangan yang visioner dan adanya tingkat semangat yang tinggi dan didukung
dengan adanya reward yang diterapkan oleh kepemimpinan transaksional sehingga
tujuan yang di idealkan akan cepat terealisasi dengan mudah.
B.
Saran
1. Seorang pemimpin mampu menerapkan
kepemimpinan transformasional dan didukung pula dengan transaksional sehingga
tujuan mampu terealisasi dengan baik.
2. Menghindari kepemimpinan
transaksional semata sebab tujuan terkadang tidak diwujudkan.
[1] Rohmad, Kepemimpinan
Pendidikan (Strategi Menuju Sekolah Efektif), (Jakarta: Cahaya Ilmu,
2010), hal 59
[2] Sudarman
Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar
(Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2005) hal 54
[4] Sudarwan
Danim, Manajamen dan Kepemipinan
Transformasional Kekepalasekolahan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal 53
[5] Wuradji,
The Educational Leadership (Kepemimpinan
Transformasional), (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hal 48
[6] Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar (Kepemimpinan
Transformasional Dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), ( Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2005), hal 58
[7] Mulyono, Educational Leadership (Mewujudkan Efektifitas Kepemimpinan Pendidikan),
(Malang: UIN-Malang Press, 2009) , hal 135
[8] Sudarwan
Danim, Manajamen dan Kepemipinan
Transformasional Kekepalasekolahan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal
53
[9] Wuradji,
The Educational Leadership (Kepemimpinan
Transformasional), (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hal 30
[10] http://www.scribd.com/doc/30384880/Kepemimpinan-Transaksional-Dan-Transformasional, diunduh tanggal 20 November
2012 jam 12.08
[11] Nur Munajat, hand out 11 Leadership , (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012),
hal 1-2
[12] Wuradji,
The Educational Leadership (Kepemimpinan
Transformasional), (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hal 52- 53
[13] Sudarwan
Danim,dkk, Manajamen dan Kepemipinan Transformasional
Kekepalasekolahan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), hal
53- 54
[14] Mulyono, Educational Leadership (Mewujudkan Efektifitas Kepemimpinan Pendidikan),
(Malang: UIN-Malang Press, 2009) , hal 135- 136
[16] Sudarwan
Danim,dkk, Manajamen dan Kepemipinan Transformasional
Kekepalasekolahan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), hal
54
[18] Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar (Kepemimpinan
Transformasional Dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), ( Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2005), hal 59
Is it possible to earn a living from playing games?
BalasHapusPlay online deccasino casino games online. How do you win at winning at playing the septcasino game of chance? You may want worrione to visit a casino that offers hundreds of games that